Syariathakikatwalmakrifat#sholat5waktusholat
Oleh Muhammad Umar Said Ø¢Ù„Ø¨ØØ ÙÙŠ علم التصو٠من كتاب “إيقاظ الهمم” Ù„Ù„Ø´ÙŠØ Ø¥Ø¨Ù† عجيبة ÙÙŠ Ø´Ø±Ø Ø§Ù„ØÙƒÙ… Ù„Ù„Ø´ÙŠØ Ø§Ù„Ø¹Ù„Ø§Ù…Ø© العار٠بالله إبن Ø¹ØØ§Ø¡ الله السكندري رØÙ…Ù‡ اللَÙÙ‡ تعالى Ø£Ù„ÙØ±Ù‚ بين صلاة العوام والعارÙين ÙØ§Ù„عوام ØØ¯ صلاتهم أوقاتهم، والعارÙون ÙÙŠ الصلاة على الدوام. كما قال الله تعالى ألذين هم على صلاتهم دائمون قيل لبعضهم هل للقلوب صلاة؟ Ùقال نعم، إذا سجد Ù„Ø§ÙŠØ±ÙØ¹ رأسه أبدا، أى إذا سجدت Ø§Ù„Ø±ÙˆØ Ù„Ù‡ÙŠØ¨Ø© الجلال والجمال لا ØªØ±ÙØ¹ رأسها أبدا، Ùˆ إليه أشار الششترى بقوله ÙØ§Ø³Ø¬Ø¯ لهيبة الجلال عند التدانى، ولتقرأ أية الكمال سبع Ø§Ù„Ù…ØØ§Ù†Ù‰ وقوله ÙØ¥Ù† كنت منهم ÙØ§Ù†Ø¶Ø البر Ø¨Ø§Ù„Ø¨ØØ± أى ÙØ¥Ù† كنت من العارÙين المØÙ‚قين ÙØ§Ù†Ø¶Ø بر شريعتك Ø¨Ø¨ØØ± ØÙ‚يقتك بØÙŠØ ترش على شريعتك من Ø¨ØØ± ØÙ‚يقتك ØØªÙ‰ تغمرها وتغØÙŠÙ‡Ø§ØŒ ÙØªØµÙŠØ± الشريعة عين الØÙ‚يقة، والØÙ‚يقة عين الشريعة، ØØªÙ‰ يصير عملك كله بالله، والله أعلم. وإذا دØÙ„ القلب ØØ¶Ø±Ø© القدس ومØÙ„ الأنس، Ùهم دقائق الأسرار، وملئ بالمواهب والأنوار، وإلى ذالك أشار بقوله “أم كي٠يرجو أن ÙŠÙهم دقائق الأسرار وهو لم يتب من Ù‡Ùواته؟ “ قلت Ùهم دقائق الأسرار لا يكون أبدا مع وجود الإصرار. أو تقول Ùهم غوامض التوØÙŠØ¯ لا يكون بقلب ÙØ±ÙŠØ¯ØŒ Ùمن لم يتب من Ù‡Ùواته، ÙˆÙŠØªØØ±Ø± من رق شهواته، Ùلا ÙŠØÙ…ع ÙÙ‰ Ùهم غوامض التوØÙŠØ¯ØŒ ولا يذوق أسرار أهل Ø§Ù„ØªÙØ±ÙŠØ¯ØŒ إنتهى. Penjelasan Orang awam itu ketika melaksanakan shalat dibatasi oleh waktu shalatnya. Misalnya waktu shalat Ashar dibatasi oleh shalat Maghrib, shalat Maghrib dibatasi oleh shalat Isya’ dan seterusnya. Akan tetapi shalatnya Ahli ma’rifat tidak dibatasi oleh waktu. Tidak ada batas antara shalat fardlu dengan shalat di luar shalat fardhu. Sehingga shalat bagi para arifin ahli ma’rifat tidak ada permulaan dan tidak ada akhiran لا بداية ولا نهاية. Antara shalat syariat dan hakekat tidak ada batas dan tidak terputus. Badan untuk melaksanakan syariat dan hatinya melaksanakan hakekat. Shalat para arifin tidak kelihatan sujudnya, sebagaimana orang awam, sebab yang sujud pada saat shalat adalah ruhnya. Imam As-Sasytasytary memberikan isyarah dengan ucapannya “Maka sujudlah karena takut pada keagungan Allah Al-Jalal pada saat mendekatkan diri, dan hendaklah engkau membaca surat Al-Fatihah dibaca berulangkali dengan sempurna”. Maksudnya, ketika para arifin sedang melaksanakan shalat, hakekatnya ia sedang menyirami syariat dengan hakikat, atau sebaliknya ia sedang menyirami hakikat dengan syariat. Sehingga antara syariat dan hakikat menyatu dalam ibadah, dan keduanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Alhasil, ibadah syariatnya adalah wujud hakekatnya, dan ibadah hakekatnya adalah wujud syariatnya. Dan ketika hati seseorang telah masuk ke dalam Hadrah Qudsy Hadlirat Allah dan tempat yang menyenangkan, maka sesungguhnya ia adalah Sirr yang halus yang dipenuhi anugerah dan pancaran sinar/cahaya Allah. Akan tetapi yang demikian itu tidak bisa dicapai oleh hati yang tidak bertobat dari segala kesalahan dan maksiat. Hati yang bertobatlah yang bisa mendapatkan sesuatu yang dicari dan lembutnya sirr serta rahasianya tauhid. Syeikh Ibnu Ajibah berkata, “Memahami lembutnya sirr tidak akan terwujud jika masih disertai adanya perbuatan dosa”. Atau dengan kata lain, untuk memahami rahasia tauhid tidak akan terwujud kecuali dengan hati yang satu’ tidak bercabang. Barangsiapa yang tidak kembali bertobat dari kesalahannya, dan tidak berhati-hati terhadap halusnya syahwat, maka tidak bisa diharapkan untuk memahami rahasia tauhid, dan tidak bisa merasakan rahasia Ahli Tafrid orang yang menyatukan hatinya kepada Haqqul Wujud. Kesimpulan Penjelasan di atas merupakan pengalaman batin dari para pencari hakikat, yang melakukan pengembaraan spiritual hingga sampai maqam ma’rifat di Alam Jabarut. Para pencari hakekat المØÙ‚قين tersebut telah melakukan segala upaya dengan susah payah, mulai dari tahapan awal, yaitu dzikir dengan hati ألذكر بالقلب, meningkat pada tahapan menengah, yaitu dzikir dengan ruh ألذكر بالروØ, dan hingga sampai pada tahapan puncak, yaitu dzikir bil sirr الذكر بالسر. Dalam mencari hakekat hingga ma’rifat, para arifin mengalami gejolak batin, terkadang mengalami naik الترقى, dan mengalami turun التنزل. Kadang ia berada di tempat wujudnya البقاء, dan kadang ia tidak sadarkan diri terhadap wujudnya الÙناء, sebab ia telah menyatu Ø¥ØªØØ§Ø¯ dengan Haqqul Wujud Allah SWT. Terkadang juga para arifin mengalami apa yang disebut jadzab orangnya disebut majdzub جذب -مجذوب. Pada saat ia mengalami jadzab tertarik, ia sering mengalami syatahat Ø´ØØØ©, berbicara tanpa kesadaran diri Bahasa Jawa ndleming, karena ia sedang berada pada kondisi fana’. Semua hal yang dialami oleh para arifin di atas tidak bisa dilakukan oleh orang awam yang hatinya belum bersih dari kotoran dan dosa serta belum bertobat kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu, para arifin sudah benar-benar mengosongkan hatinya dan melepaskan dari ketergantungan pada urusan duniawi, serta sudah asyik masyuk, mabuk cinta hanya kepada Allah Al-Haqq. Allahu a’lam bis shawab. Semoga bermanfaat. Beberapa istilah dalam Ilmu Tasawuf 1. Baqa’ البقاء ialah kondisi dimana para pencari hakekat masih dalam kesadaran diri pada wujudnya; 2. Fana’ ألÙناء ialah kondisi dimana para pencari hakekat hilang kesadaran dirinya terhadap wujudnya, karena telah wushul sampai kepada Haqqul Wujud; 3. Taraqi الترقى ialah kondisi dimana para pencari hakekat, ruhnya telah naik pada maqam hakekat; 4. Tanazul التنزل ialah kondisi dimana pencari hakekat ruhnya sedang turun, berada di maqam syariat; 5. Syatahat Ø´ØØØ© ialah para pencari hakekat, dimana tanpa kesadarannya berbicara sendiri, yang maknanya tidak bisa dipahami oleh orang awam; 6. Jadzab جذب ialah para pencari hakekat, dimana ruhnya tertarik ke atas hingga sampai maqam hakekat; 7. Al-Jalal /الجلال keagungan 8. Al-Jamal /الجمال keindahan; 9. Al-Baarr /ألبار Maha Berbuat Kebaikan; 10. Zalat/ زلة terpeleset; 11. Hafwah/ Ù‡Ùوة kesalahan; 12. Alkamal /ألكمال kesempurnaan; 13. Almuhaqqiqin /المØÙ‚قين pencari hakekat; 14. Al-arifin /العارÙين orang yang sudah ma’rifat; 15. As salik/ As sa’ir / السالك، السائر orang yang sedang berjalan menuju suatu tujuan; 16. Al wushul/Al ittishol /الوصول، الإتصال telah sampai pada hakekat; 17. Al-washilun/الواصلون orang sudah sampai /berada di maqam hakekat. Ngaji Tasawuf bersama KH. Mohammad Danial Royyan
Hukumdan Sholat Jenazah untuk Transgender dalam Islam, Patut Diketahui Panduan Sholat 5 Waktu dan Bacaannya Lengkap dari Niat sampai Salam إن الشك في عبادة بدنية أو مالية يجوز تعليق نية قضائها إن كان عليه وإلا فتطوع Artinya:
Home Tausyiah Sabtu, 06 November 2021 - 2115 WIBloading... KH Yusuf Mansur, Dai yang juga Pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Quran Tangerang. Foto/dok SINDOnews A A A KH Yusuf MansurPengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an TangerangTidak ada perbedaan tentang kewajiban sholat 5 waktu sehari semalam di kalangan orang-orang muslim. Kewajiban sholat 5 waktu ini pula adalah salah satu rukun dalam Islam dan diketahui oleh semua kalangan, sehingga tidak boleh ada satu pun muslim yang mengingkari kewajiban shalat tersebut. Allah berfirman dalam Al-Qur'anفَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا"Maka laksanakanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." QS. An Nisa' 103Ini berarti bahwa kewajiban shalat 5 waktu itu telah ditentukan waktu-waktunya. Lantas di ayat-ayat lain, Allah pun menerangkan waktu-waktu yang diwajibkan untuk shalat. Yaitu sebagaimana berikut1. Sholat Subuh disebutkan di QS. An Nur 582. Sholat Zuhur disebutkan di QS. Al Isra' 783. Sholat Ashar disebutkan di QS. Qaf 394. Sholat Maghrib disebutkan di QS. Hud 1145. Sholat Isya disebutkan di QS. An Nur 58Sebagaimana Abdullah bin 'Abbas ra juga pernah ditanya tentang keberadaan sholat 5 waktu di dalam Al-Qur' أَبِـي رَزِين، قَالَ سَأَلَ نَافِع بن الْأَزْرَقِ ابْنَ عَبَّـاسٍ هَلْ تَـجِدُ مِيْقَاتِ الصَّلَوَاتِ الْـخَمْسِ فِـي كِتَابِ اللهِ؟ قَالَ نَعَمْ { فَسُبْحانَ اللّهِ حِينَ تُـمْسُوْنَ } اَلْـمَغْرِبَ { وَحِينَ تُصْبِحُونَ } الْفَجْرَ { وَعَشِيًّا } الْعَصْرَ { وَحِينَ تُظْهِرُونَ } الظُّهْرَ، قَالَ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ. Dari Abu Razin, dia berkata Nafi' bin Azraq bertanya kepada Ibnu 'Abbas ra Apakah kamu menemukan ketentuan shalat 5 waktu disebutkan dalam Al Qur'an? Beliau menjawabYa [Maka bertasbihlah mensucikan Allah pada petang hari] Shalat Magrib. [dan pada pagi hari] Shalat Subuh. [Dan pada penghujung hari] Shalat Asar. [dan pada waktu zuhur] shalat Zuhur. QS. Ar Ruum 17-18. Beliau membaca ayat lagi [dan setelah shalat Isya. Itulah tiga aurat waktu bagi kamu] Shalat Isya. QS. An Nuur 58 Disebutkan juga dalam Riwayat lainعَنْ ابْنِ عَبَّـاسٍ، قَالَ جَمَعَتْ هَاتَانِ الْآيَتَانِ مَوَاقِـيْتَ الصَّلَاةِ { فَسُبْحانَ اللّهِ حِينَ تُـمْسُونَ } قَالَ اَلْـمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ { وَحِينَ تُصْبِحُونَ } الْفَجْرَ { وَعَشِيًّا } الْعَصْرَ { وَحِينَ تُظْهرُونَ } الظُّهْرَDari Ibnu 'Abbas beliau berkata Dua ayat ini, menghimpun seluruh waktu shalat wajib [Maka bertasbihlah mensucikan Allah pada petang hari] Dia berkata Maksudnya adalah Shalat Magrib dan Isya. [dan pada pagi hari] Shalat Subuh. [Dan pada penghujung hari] Shalat Asar. [dan pada waktu zuhur] shalat Zuhur. QS. Ar Ruum 17-18Disebutkan juga dalam Hadis shahih yang menguatkan hal ituرَوَى طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللّهِ، قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟ فَقَالَ لَا، إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَDiriwayatkan oleh Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, dia bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah bersabda Sholat 5 waktu sehari semalam. Pria itu bertanya Apakah saya diwajibkan shalat selain itu? Nabi menjawab Tidak, kecuali sekedar sunnah. HR. Al-Bukhari 2678, dan Muslim 11 Baca Juga rhs ustaz yusuf mansur sholat sholat fardhu sholat 5 waktu yusuf mansur Artikel Terkini More 5 menit yang lalu 49 menit yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu
Jawaban segala puji bagi Allah, shalat fardlu lima waktu di akhir Jumat bulan Ramadhan merupakan shalat untuk mengqadha shalat fardlu yang tidak diyakini ditinggalkan, shalat ini disebut dengan shalat bara'ah, ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya. Segolongan ulama seperti Syekh Ibnu Hajar, Syekh Bamakhramah dan lainnya mengharamkan.
Wjhc. ilhk7x9yjw.pages.dev/16ilhk7x9yjw.pages.dev/247ilhk7x9yjw.pages.dev/377ilhk7x9yjw.pages.dev/29ilhk7x9yjw.pages.dev/357ilhk7x9yjw.pages.dev/34ilhk7x9yjw.pages.dev/303ilhk7x9yjw.pages.dev/320ilhk7x9yjw.pages.dev/12
makrifat sholat 5 waktu